Kamis, 09 Mei 2013

Kedudukan Filsafat Dalam Kehidupan dan Istilah-Istilah Filsafat



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah Subahana Wata’ala, karena hanya atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini yang berjudul “Kedudukan Filsafat Dalam Kehidupan dan Istilah-Istilah Filsafat.”
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada penulis, sehinga penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini.
Kemungkinan dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, baik ditinjau dari isi maupun dari segi penyajiannya, penulis mengharpkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, semoga makalah ini bermanfaat bagi khalayak pembaca, dan penulis mengucapkan banyak terima kasih.

_________, ______
Penulis,


____________________
NPM : _________


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
BAB I     KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN ............................. 2
A.    Pengertian Filsafat.................................................................................. 2
B.     Manfaat Filsafat Ilmu ............................................................................ 2
1.      Manfaat mempelajari filsafat ........................................................... 2
2.      Perbedaan berfikir bisa, berfikir ilmiah, berfikir filsafat .................. 3
3.      Ilmu harus didasari oleh asumsi filsafat ........................................... 3
4.      Berfilsafat berarti berfikir, tapi berfikir tidak berarti berfilsafat....... 3      
BAB II    ISTILAH-ISTILAH FILSAFAT................................................................. 4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 6
A.    Kesimpulan ............................................................................................ 6
B.     Saran....................................................................................................... 6


PENDAHULUAN

Tujuan utama daalm pengkajian makalah ini untuk mengenal alur-alur berfikir dalam kegiatan keilmuan dan mencoba menerapkannya kepada masalah-masalah pragtis dalam kehidupan kita, jadi “Filsafat untuk filsafat”, bukanlah prinsip yang mendasari analisis dalam makalah ini. Untuk itu penulis menerapkan tentang manfaat filsafat ilmu dalam kehidupan sehari-hari, yang sering menjadi permasalahan dewasa ini. Selain itu penulis juga menerapkan tentang filsafat dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan kefilsafatan secara pragmatis ditujukan kepada kehidupan sehari-hari yang sering dipermasalahkan oleh masyarakat.

BAB I
KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN

A.    Pengertian Filsafat
Filsafat ilmu merupakan bagian dari espistomology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah). Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Dalam perkembangan filsafat ilmu mengarahkan pandangannya pada strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan heuristik, bahkan sampai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau kemamfaatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan perenungan kembali secara mendasar tentang hakekat dari ilmu pengetahuan itu bahkan hingga implikasinya kebidang-bidang lain seperti ilmu-ilmu kealaman. Dengan demikian stiapa perenungan yang mendasar, mau tidak mau mengantarkan kita untuk masuk kedalam kawasan filsafat. Filsafat ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat dengan sendirinya merupakan ilmu yang berusaha untuk memahami apakah hakekat ilmu pengetahuan itu sendiri.
B.     Manfaat Filsafat Ilmu
  1. Manfaat mempelajari filsafat
a.       Kita dapat mencari solusi/jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu dan solusi/jawaban tersebut bersifat spekulatif. Sehingga kita mempunyai sandaran untuk memecahkan masalah-maslaah kehidupan bermasyarakat.
b.      Kita menjadi mengerti dan memahami ilmu dengan pengkajian yang berkaitan dengan objek ilmu itu sendiri, hingga kita dapat mengetahui bagaimana kita memperoleh ilmu dan bagaimana dampak etisnya bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
  1. Perbedaan berfikir bisa, berfikir ilmiah, berfikir filsafat
a.       Berfikir biasa ialah berfikir dengan menggunakan akalnya secara sederhana untuk memperoleh poengetahuan terutama dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan, sehingga manusia dapat mempertahankan hidupnya.
b.      Berfikir ilmiah ialah befikir untuk memahami kaidah-kaidah berfikir benar (logika) yang memerlukan keahliah dengan menggunakan metode-metode tertentu untuk mencapai kebenaran.
c.       Berfikir filsafat adalah berfikir dengan mengacu kepada kaidah-kaidah tertentu secara disiplin untuk mencapai kebenaran jawaban dengan cara yang  benar sebagai manifestasi kecintaan kepada kebenaran.
  1. Ilmu harus didasari oleh asumsi filsafat
Ilmu kalau tidak di dasari asumsi filsafat tidak ada hikmahnya, karena ilmu hanya mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan sedangkan filsafat itu sendiri mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh ilmu sehingga ilmu memberikan pengetahuan dan filsafat memberikan hikmahnya.
  1. Berfilsafat berarti berfikir, tapi berfikir tidak berarti berfilsafat
Bila seseorang menyatakan sedang berfikir tentang sesuatu, ini mungkin dia sedang membentuk gagasan/ide namun tentang sesuatu/sedang menentukan sesuatu/sedang mempertibangkan yang berkaitan dengan sesuatu tersebut. Sedangkan kalau orang berfilsafat berarti berfikir karena berfilsafat itu bukan berfikir sembarang berfikir, karena memerlukan latihan dan pembicaraan yang terus menerus dalam kegiatan berfikir, yang mungkin difikirkan bisa menjadi objek filsafat apabila selalu dipertanyakan, difikirkan secara radikal guna mencapai kebenaran.

BAB II
ISTILAH-ISTILAH FILSAFAT

Epistemologi yakni pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan.
Etika ialah filsafat moral.
Estetika adalah filsafat seni.
Aksiologi adalah meliputi nilai-nilai kegunaan yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan yang menjumpai dalam seluruh aspek kehidupan.
Ontologi adalah meliputi hakikat kebenaran atau kenyataan yang interen dengan pengetahuan ilmiah.
Realisme yakni mempercayai sesuatu yang ada di dalam dirinya sendiri dan sesuatu yang pada hakekatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.
Naturalisme yakni sesuatu yang bersifat alami memiliki makna, yaitu bukti berlakunya hukum alam dan terjadi menurut kodratnya sendiri.
Positivisme yakni menolak segala sesuatu yang di luar fakta, dan menerima sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra.
Materialisme Dialektik yakni orientasi berfikir adalah materi, karena materi merupakan satu-satunya hal yang nyata, yang terdalam dan berbeda di atas kekuatannya sendiri.
Idealisme yakni menjelaskan semua objek dalam alam dan pengalaman sebagai pernyataan pikiran.
Progmatisme yakni hidup manusia adalah perjuangan hidup terus menerus, yang sarat dengan konsekuensi pragmatis.
Intuisi yakni suatu kegiatan berfikir yang nonanalitik yang tidak mendasarkan diri kepada suatu pola berfikir tertentu.
Kebenaran pragmatis yakni suatu pernyataan dianggap benar apabila memiliki kegunaan/manfaat pragtis dan bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
Kebenaran koresponden yakni sesuatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung didalamnya hubungan yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Kebenaran koheren yakni suatu pernyataan yang dianggap benar apabila konsisten dan memiliki koherensi dengan pernyataan sebelumnya yang  dianggap benar.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan ilmiah. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berfikir, merasa, bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakanna yang bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berfikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir dan  bukan dengan perasaan dan mempunyai logika tersendiri.
B.     Saran-Saran
  1. Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih mendalami ilmu filsafat
  2. Ilmu filsafat sangat bermanfaat juga untuk kehidupan sehari-hari bukan dikalangan mahasiswa saja.
  3. Kajian filsafat berpengaruh erat dengan kajian-kajian sejarah.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar