KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah Subahana
Wata’ala, karena hanya atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang sederhana ini yang berjudul “Kedudukan Filsafat
Dalam Kehidupan dan Istilah-Istilah Filsafat.”
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Dosen
yang memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada penulis, sehinga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang sederhana ini.
Kemungkinan dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak
luput dari kekurangan dan kelemahan, baik ditinjau dari isi maupun dari segi
penyajiannya, penulis mengharpkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
semoga makalah ini bermanfaat bagi khalayak pembaca, dan penulis mengucapkan
banyak terima kasih.
_________, ______
Penulis,
____________________
NPM : _________
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
BAB I KEDUDUKAN FILSAFAT
DALAM KEHIDUPAN ............................. 2
A.
Pengertian Filsafat.................................................................................. 2
B.
Manfaat Filsafat Ilmu ............................................................................ 2
1.
Manfaat mempelajari filsafat ........................................................... 2
2.
Perbedaan berfikir bisa,
berfikir ilmiah, berfikir filsafat .................. 3
3.
Ilmu harus didasari oleh asumsi
filsafat ........................................... 3
4.
Berfilsafat berarti berfikir,
tapi berfikir tidak berarti berfilsafat....... 3
BAB II ISTILAH-ISTILAH
FILSAFAT................................................................. 4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 6
A.
Kesimpulan ............................................................................................ 6
B.
Saran....................................................................................................... 6
PENDAHULUAN
Tujuan utama daalm pengkajian makalah ini untuk mengenal
alur-alur berfikir dalam kegiatan keilmuan dan mencoba menerapkannya kepada
masalah-masalah pragtis dalam kehidupan kita, jadi “Filsafat untuk filsafat”,
bukanlah prinsip yang mendasari analisis dalam makalah ini. Untuk itu penulis
menerapkan tentang manfaat filsafat ilmu dalam kehidupan sehari-hari, yang
sering menjadi permasalahan dewasa ini. Selain itu penulis juga menerapkan
tentang filsafat dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan kefilsafatan secara
pragmatis ditujukan kepada kehidupan sehari-hari yang sering dipermasalahkan
oleh masyarakat.
BAB I
KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM
KEHIDUPAN
A. Pengertian Filsafat
Filsafat ilmu merupakan bagian dari
espistomology (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu
(pengetahuan ilmiah). Filsafat ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran
yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada hubungan timbal balik dan
saling pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Dalam perkembangan filsafat ilmu
mengarahkan pandangannya pada strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik
dan heuristik, bahkan sampai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja
kegunaan atau kemamfaatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan
manusia. Oleh karena itu, diperlukan perenungan kembali secara mendasar tentang
hakekat dari ilmu pengetahuan itu bahkan hingga implikasinya kebidang-bidang
lain seperti ilmu-ilmu kealaman. Dengan demikian stiapa perenungan yang
mendasar, mau tidak mau mengantarkan kita untuk masuk kedalam kawasan filsafat.
Filsafat ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat dengan
sendirinya merupakan ilmu yang berusaha untuk memahami apakah hakekat ilmu
pengetahuan itu sendiri.
B. Manfaat Filsafat Ilmu
- Manfaat mempelajari filsafat
a.
Kita dapat mencari
solusi/jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu dan
solusi/jawaban tersebut bersifat spekulatif. Sehingga kita mempunyai sandaran
untuk memecahkan masalah-maslaah kehidupan bermasyarakat.
b.
Kita menjadi mengerti dan
memahami ilmu dengan pengkajian yang berkaitan dengan objek ilmu itu sendiri,
hingga kita dapat mengetahui bagaimana kita memperoleh ilmu dan bagaimana
dampak etisnya bagi kehidupan masyarakat pada umumnya.
- Perbedaan berfikir bisa, berfikir ilmiah, berfikir filsafat
a.
Berfikir biasa ialah berfikir
dengan menggunakan akalnya secara sederhana untuk memperoleh poengetahuan
terutama dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan, sehingga manusia dapat
mempertahankan hidupnya.
b.
Berfikir ilmiah ialah befikir untuk
memahami kaidah-kaidah berfikir benar (logika) yang memerlukan keahliah dengan
menggunakan metode-metode tertentu untuk mencapai kebenaran.
c.
Berfikir filsafat adalah
berfikir dengan mengacu kepada kaidah-kaidah tertentu secara disiplin untuk
mencapai kebenaran jawaban dengan cara yang
benar sebagai manifestasi kecintaan kepada kebenaran.
- Ilmu harus didasari oleh asumsi filsafat
Ilmu kalau tidak di dasari asumsi
filsafat tidak ada hikmahnya, karena ilmu hanya mengkaji hal-hal yang bersifat empiris
dan dapat dibuktikan sedangkan filsafat itu sendiri mencari jawaban terhadap
masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh ilmu sehingga ilmu memberikan
pengetahuan dan filsafat memberikan hikmahnya.
- Berfilsafat berarti berfikir, tapi berfikir tidak berarti berfilsafat
Bila seseorang menyatakan sedang
berfikir tentang sesuatu, ini mungkin dia sedang membentuk gagasan/ide namun
tentang sesuatu/sedang menentukan sesuatu/sedang mempertibangkan yang berkaitan
dengan sesuatu tersebut. Sedangkan kalau orang berfilsafat berarti berfikir
karena berfilsafat itu bukan berfikir sembarang berfikir, karena memerlukan
latihan dan pembicaraan yang terus menerus dalam kegiatan berfikir, yang
mungkin difikirkan bisa menjadi objek filsafat apabila selalu dipertanyakan,
difikirkan secara radikal guna mencapai kebenaran.
BAB II
ISTILAH-ISTILAH FILSAFAT
Epistemologi yakni pengetahuan
sistematik mengenai pengetahuan.
Etika ialah filsafat moral.
Estetika adalah filsafat seni.
Aksiologi adalah meliputi
nilai-nilai kegunaan yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan yang menjumpai dalam seluruh aspek kehidupan.
Ontologi adalah meliputi hakikat
kebenaran atau kenyataan yang interen dengan pengetahuan ilmiah.
Realisme yakni mempercayai sesuatu
yang ada di dalam dirinya sendiri dan sesuatu yang pada hakekatnya tidak
terpengaruh oleh seseorang.
Naturalisme yakni sesuatu yang
bersifat alami memiliki makna, yaitu bukti berlakunya hukum alam dan terjadi
menurut kodratnya sendiri.
Positivisme yakni menolak segala
sesuatu yang di luar fakta, dan menerima sesuatu yang dapat ditangkap oleh
panca indra.
Materialisme Dialektik yakni
orientasi berfikir adalah materi, karena materi merupakan satu-satunya hal yang
nyata, yang terdalam dan berbeda di atas kekuatannya sendiri.
Idealisme yakni menjelaskan semua
objek dalam alam dan pengalaman sebagai pernyataan pikiran.
Progmatisme yakni hidup manusia
adalah perjuangan hidup terus menerus, yang sarat dengan konsekuensi pragmatis.
Intuisi yakni suatu kegiatan berfikir
yang nonanalitik yang tidak mendasarkan diri kepada suatu pola berfikir
tertentu.
Kebenaran pragmatis yakni suatu
pernyataan dianggap benar apabila memiliki kegunaan/manfaat pragtis dan
bersifat fungsional dalam kehidupan sehari-hari.
Kebenaran koresponden yakni
sesuatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang terkandung
didalamnya hubungan yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Kebenaran koheren yakni suatu
pernyataan yang dianggap benar apabila konsisten dan memiliki koherensi dengan
pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan
ilmiah. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berfikir, merasa,
bersikap, dan bertindak. Sikap dan tindakanna yang bersumber pada pengetahuan
yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berfikir. Penalaran menghasilkan
pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir dan bukan dengan perasaan dan mempunyai logika
tersendiri.
B. Saran-Saran
- Diharapkan kepada mahasiswa agar lebih mendalami ilmu filsafat
- Ilmu filsafat sangat bermanfaat juga untuk kehidupan sehari-hari bukan dikalangan mahasiswa saja.
- Kajian filsafat berpengaruh erat dengan kajian-kajian sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar